«

Film: Ayu Anak Titipan Surga (2017)

»

Sinopsis film "Ayu Anak Titipan Surga" berkisah tentang seorang anak perempuan berusia Sembilan tahun bernama Ayu. Ia sudah ditinggal Ayahnya meninggal dunia karena sakit komplikasi, nampaknya benar-benar menunjukan sifat yang jarang dimiliki anak-anak seusianya dan menjadi contoh bagi anak-anak yang lain. Kecerdasan dan kejujurannya, bisa menjadi pelipur lara dan kepercayaan bagi keluarga yang sedang dalam tekanan hidup yang ekonominya pas-pasan kesetia kawanannya, bisa menjadi sahabat bagi semua, termasuk pak karta sosok miskin yang hanya menjadi tukang kebun di sekolahnya. Keberaniannya bisa menjadi penolong sesama.

Evi, seorang anak yang berasal dari keluarga kaya, sangat bertolak belakang dengan ayu kurangnya perhatian orang tua menjadi penyebab terbentuknya karakter dan sifat yang tidak di harapkan. Kedua karakter yang berlawanan inilah yang menjadi sisi menarik dalam cerita anak ini. Latar belakang di keluarga Evi, dimana ayahnya yang diharapkan bisa menjadi kepala rumah tangga yang baik, memantau dan membimbing, justru sibuk dengan hobby memelihara kuda-kudanya yang sangat mahal dan hebat-hebat. Sedang ibunya yang seharusnya bisa menjadi sahabat dekat, tempat mencurahkan isi hati dan keinginan sekaligus perekat dalam keluarga, justru sibuk dengan urusan materi untuk kepentingan pribadi. Kakak satu-satunya yang selayaknya bisa membantu membimbing jika dalam kesulitan, justru sibuk dengan kegiatannya sendiri di luar rumah. Latar belakang itulah yang makin menjerumuskan bocah malang itu mudah cemburu, iri hati dan sifat-sifat lainnya yang tidak terpuji. Hal itulah yang sering ditunjukan kepada Ayu di sekolahnya.

Bagi Ayu, sifat dan sikap yang di tunjukan Evi adalah hal yang berat. Karena harus mengorbankan perasaan agar tidak terjadi keributan diantara mereka. Dituduh bersekongkol ingin memusuhi Evi dan teman-temannya, Ayu masih bisa mengatasi dan tidak terjadi keributan. Di ganggu saat disekolah, Ayu juga masih bisa menahan diri. Suatu ketika “di kerjain” agar terlambat masuk sekolah, Ayu juga masih bisa bertahan dan tidak terjadi permasalahan. Bahkan di fitnah dengan berbagai cara, Ayu juga masih tetap dengan sifatnya yang tidak inin membalas kejelekan sifat Evi. Tidak disangka tapi terjadi. Seorang Ayu anak SD yang belum tahu banyak hal tentang dunia kejahatan diluar sana, kini terpampang terlihat di depan mata. Ayu dan kedua sahabatnya mendapati Evi teman sekelasnya yang notabene sering membuat masalah dan memfitnahnya, kini di culik dan disekap oleh kawanan mafia travicking. Entah apa itu. Ayu dan kedua sahabatnya hanya tahu bahwa ada penculikan dan penyekapan oleh kawanan penjahat. Mustahil bagi Ayu untuk bisa memahami bagaimana cara menyelamatkan Evi dan beberapa anak-anak lainnya yang rata-rata masih dibawah umur. Sebagai anak-anak biasa seusianya, Ayu dan kedua sahabatnya merasa takut yang luar biasa. Tapi naluri keberanian tetap tidak bisa terbendung untuk bisa membantu menyelamatkan sesamanya yang sedang membutuhkan pertolongan.

Evi baru menyadari bahwa kebaikan sifat Ayu ini bukan sekedar pura-pura. Dengan melalui perjuangan dan proses yang cukup panjang dan melelahkan yang di penuhi oleh resiko dengan taruhan nyawa, Ayu akhirnya terbukti mampu menyelamatkan Evi tanpa pamrih, tanpa melihat bahwa Evi adalah seorang anak yang sering menyakitinya. Ayu melepaskan Evi dari manusia-manusia jahat yang nyaris bakal mencelakakannya dan banyak korban lainnya. “Menanam kebaikan akan berbuah kebaikan, memupuk keburukan hasilnya akan berlipat keburukan”. Keberanian Ayu mengundang simpati berbagai pihak termasuk pejabat nomor satu di daerahnya tempat tinggalnya. Bahkan jiwa kesetia kawanan Ayu inilah yang mengangkatnya menjadi sosok bocah terkenal di seluruh nusantara, karena perannya telah menggagalkan kejahatan luar biasa. Tokoh anak yang tidak asing seperti Kak Seto pun sangat bangga, memberikan rasa simpatinya dengan mendatangi Ayu di rumah sakit karena sempat cedera berat karena kecelakaan saat proses penyelamatan Evi dan korban lainnya. Segenap komponen memberikan penghargaan dan apresiasinya kepada Ayu yang dianggap sebagai pahlawan.


Keyword: Amanda Putri, Bagus Hariyanto, Drama, Griya Pelopor Budaya, Guntoro Sulung, Indonesia, Kak Seto, Luthfiyah Putri, Norman Kamaru, Selma Intan, Shekina




Komentar