«

Film: Tiger Boy (2015)

»

"Tiger Boy" mengisahkan tentang Papa (Bucek) yang terlalu memproteksi Kanya (Sandrinna Skornicki - Irish Bella), membuat ruang gerak Kanya terbatas dan sering merasa kesepian. Terkait dengan kondisi fisik Kanya yang lemah, Papa membawa Kanya dan adiknya Tristan (Gerry - Rayn Wijaya) pindah ke vila di area yang belakangan diketahui penuh teror. Di tempat itu Kanya bertemu teman pertamanya; anak laki-laki misterius yang menyelamatkannya ketika diserang binatang di hutan terlarang. Karena anak itu tidak memiliki nama dan tidak bisa bicara, Kanya memanggilnya dengan nama Radja (Alwi Assegaf - Stefan William).

Kehadiran Radja membuat Kanya bahagia. Tapi kebersamaan Kanya dan Radja ditentang semua orang yang menilai Radja berbahaya. Radja dianggap sebagai anak harimau yang harus dijauhi. Kanya dan Radja dipisahkan. Kejadian ini membuat Kanya terluka.

Semakin Kanya besar, Papa semakin ketat memproteksinya. Kanya tumbuh menjadi remaja penyendiri yang tidak pernah bergaul dan sering mencurahkan perasaannya lewat tulisan. Tristan sering menggoda Kanya dan menyarankan untuk lebih berani. Hidup Kanya berubah ketika Papa meninggal karena kecelakaan. Dan semuanya terasa semakin berat ketika Papa meninggalkan surat yang mewasiatkannya menikah dengan Todi (Maxime Bouttier), cowok arogan, anak rekan kerja Papa (Jeremy Thomas).

Dua berita buruk yang datang beruntun membuat kesehatan Kanya menurun. Mama (Tatiana Sivek) membawa Kanya dan Tristan ke vila. Kanya bertemu lagi dengan Radja. Kanya ingin merajut pertemanannya dengan Radja, dan sekali lagi semua orang menentangnya. Di sisi lain, Tristan sibuk mengejar Citra (Cassandra Lee), kembang desa yang selalu menjauhinya, karena sikap permusuhan ibu Citra (Amara) terhadap orang kota.

Kanya ingin membuktikan bahwa Radja bukan manusia harimau. Todi ingin memisahkan Kanya dan Radja dengan beragam cara, termasuk berupaya menyingkirkan Radja. 


Keyword: Action, Alwi Assegaf, Amara, Bucek Depp, Cassandra Lee, Chand Parwez Servia, Drama, Ferry Salim, Fiaz Servia, Haqi Achmad, Indonesia,



Komentar