«

"The Interview" Terbang ke Korea Utara

»

"The Interview" memang tidak beredar di Korea Utara. Cerita film komedi tersebut sangat sensitif, yakni upaya intelijen Amerika Serikat membunuh pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un. Gara-gara itu pula, film yang dibintangi James Franco dan Seth Rogen ini kena ancaman dari kelompok hacker dan menciptakan kerugian besar secara finansial bagi studio Sony Pictures.

Akan tetapi, para aktivis perdamaian dan kemanusiaan tetap berupaya agar The Interview tetap bisa ditonton oleh masyarakat Korea Utara. Sebuah rencana pun tengah disiapkan.

"Kami akan mulai menerbangkan balon-balon hidrogen yang membawa DVD-DVD The Interview ke Korea Utara sehingga masyarakat di sana bisa menonton film ini," ujar pendiri dan pimpinan Cinema for Peace Foundation Jaka Bizilj dalam sebuah konferensi pers di Berlinale pada 9 Februari lalu.

Ditambahkan Bizilj, pengiriman film The Interview lewat udara ini punya tujuan penting. "Karena bagi kami, (film) ini bukan tentang masalah baik dan buruk. Jika kamu menyukai atau tidak terhadap sesuatu, kamu harus memperjuangkan karya seni agar bisa bebas diakses," ungkap Bizilj, seperti dikutip The Hollywood Reporter.

Adapun informasi tentang lokasi dan waktu penerbangan balon-balon hidrogen beserta detail pendaratannya di Korea Utara kelak tidak bisa dibocorkan oleh Bizilj. Sebab, jika informasi tidak dirahasiakan, maka akan bisa membahayakan nyawa orang-orang di Korea Utara.

"Tentara akan menghentikan siapa pun yang berusaha mengambil kiriman DVD itu," ujarnya.

Pengiriman DVD The Interview memakai balon hidrogen ini bukan hanya diprakarsai oleh Cinema for Peace Foundation, tapi juga Human Rights Foundation yang bermarkas di New York, Amerika Serikat. Ada pula para aktivis kemanusian di Korea Selatan dan seorang masyarakat Korea Utara yang terlibat dalam aksi ini.

Balon-balon hidrogen ini sendiri menjadi simbol dalam acara Cinema for Peace Foundation di Berlin pada Senin pagi, 9 Februari kemarin. Dalam acara tersebut, band punk rock terkenal Rusia, Pussy Riot, dan bintang The Interview, James Franco, juga hadir sebagai tamu.

Sebelumnya pada Januari lalu, juga sudah terjadi kesalahpahaman pada pemerintah Korea Utara. Mereka menuduh Berlin International Film Festival atau Berlinale pada tahun ini telah menjadi penghasut untuk terjadinya aksi teroris, karena mengira ada pemutaran The Interview dalam festival film tersebut. Padahal, film itu tidak ada dalam daftar pemutaran dan terkait dengan Berlinale.

Sony Pictures Jerman merilis The Interview di Berlin dan seantero Jerman pada tanggal 5 Februari, bertepatan dengan pembukaan Berlinale ke-65. "Semua ini kebetulan. Kami terus berkomunikasi dengan pihak Sony, tapi tak sekalipun mereka maupun kami pernah berencana untuk memutar The Interview sebagai bagian dalam festival," ujar Direktur Festival Dieter Kosslick saat itu.


Keyword: Berlin International Film Festival, Berlinale, Cinema For Peace Foundation, Dieter Kosslick, James Franco, Pussy Riot, Sony Pictures,



Film Terkait

Informasi Terkait


Komentar