«

Film: Serambi (2005)

»

Film tersebut berisi tiga alur cerita yang mengisahkan kehidupan tiga tokoh utama yang lolos dari bencana tsunami dua bulan setelah bencana terjadi. Mereka adalah Reza yang aktivis, Usman pengemudi becak, dan Tari seorang anak kecil yang sebatang kara. Reza Indria (24), aktivis pemuda yang kehilangan kekasihnya saat tsunami, digambarkan sebagai pemuda aktivis yang suka mengenakan kaus bergambar Che Guevara. Kesehariannya diisi dengan menaiki motornya berkeliling ke daerah-daerah yang rusak diterjang tsunami, termasuk sisa-sisa rumah kekasihnya.

Kisah kedua menampilkan Maisarah Untari (12) atau Tari, gadis kecil yang tinggal di Children Center, Lampeunurut, Banda Aceh, setelah kehilangan ibu dan adiknya. Tari, yang kakinya patah saat terseret gelombang tsunami, mulai mendapat semangat untuk melanjutkan hidup bersama teman-temannya. Alur ketiga, mengisahkan Usman (50), pengemudi becak bermotor yang kini sebatang kara karena seluruh keluarganya dilibas tsunami. Ketiga tokoh ini berusaha mengatasi masalahnya masing-masing.

Disampaikan gambar-gambar yang cepat berpindah dari tokoh yang satu ke tokoh yang lain. Usman kemudian bertemu temannya, Jaelani, anggota kelompok penari seudati. Jaelani tampak lebih bisa menerima bencana yang menenggelamkan teman-teman sekelompoknya, dan digambarkan lebih ceria. Jaelani juga yang mengajar Usman bagaimana menari seudati dan berusaha membuat pria tua tersebut bisa tersenyum kembali. Sementara Tari digambarkan sering berjalan-jalan dengan kawan-kawannya sambil menyanyikan lagu-lagu tentang Islam.

Masing-masing alur itu berdiri sendiri dan ditampilkan bergantian. Masing-masing adegan terkadang tidak menuntaskan percakapan sehingga maksud dan tujuan dari masing-masing adegan menjadi kabur.

Jenis Film Drama
Tanggal Rilis: 2005
Negara Indonesia
Produksi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, PT Christine Hakim Film
Durasi 77 menit
Catatan Ditayangkan dalam seksi Un Certain Regard, Festival Film Cannes. Film pertama Indonesia yang masuk seksi itu.

Posters



Keyword: Christine Hakim, Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata, Drama, Garin Nugroho, Indonesia, Jaelani, Lianto Luseno, Lisa Aulia, Maisarah Untari, PT Christine Hakim Film,




Komentar